AONE.CO.ID. BATANGHARI-Pembangunan Drainase yang berada di Desa Benteng Rendah, Kecamatan Mersam, Kabupaten Batanghari,Propinsi Jambi, diduga terkesan asal jadi saja.
Tampak dari perencanaan-nya dan pekerjaan drainase tersebut terkesan asal-asalan saja, yang sehingga akan berdampak bangunannya tidak akan bertahan lama, dan tidak juga jelas azas pemamfaatannya.
Adapun pembangunan tersebut bersumber dari anggaran Dana Desa (DD) tahun 2022, dengan memakan biaya sebesar Rp.104 juta rupiah.
Dilansir dari inilahjambi.com yang merupakan salah satu media partner aone.co.id, bahwa salah satu warga setempat mengatakan ” Terlihat pada pengerjaan pembangunan Drainase tersebut, diduga pembangunan drainasenya tidak di rencanakan dengan matang oleh PPK Desa, sehingga terlihat pada pembuatan bangunan drainase dan terlihat jelas juga dibuat jauh dari dasar tanah galian. Kalau seperti ini pembangunan manalah akan tahan lama kemamfaatan drainasenya. Masak iya pembuatan drainase jauh di bawah dasar tanah, sedangkan untuk tinggi coran-nya saja palingan tingginya sekitaran 50 centi meter, terus dasar tanah lobang dari coran ke atas hampir 1 setengah meter,jadi tinggi lah tanah galian dari pada bangunan.
” Apakah tidak berfikir oleh Kades akan dampak dari itu, karena pembuatan Dreanasenya jauh di bawah dasar tanah. Itu saja baru siap dibangun, kami lihat ke sana sudah ada beberapa titik coran dreanase yang tertimbun akibat lonsoran tanah, apa lagi sekarang musim hujan otomatis membuat tanah bekas galian akan runtuh ke dreanase karena Posisi bangunan jauh dibawah tanah,” Tulis media tersebut.
Semetara itu Sekertaris Desa (Sekdes) Purnawirawan, saat dikonfirmasi oleh awak media inilahjambi.com dan disinggung terkait hasil pekerjaan tersebut. “Sudah kami lakukan serah terima bang drainase itu dengan pihak Kecamatan, pada saat itu yang menerima ada Cik Piyan, Ibu Ika , Pendamping Desa bang Eko, dan itu sampai saat ini kami belum menerima keluhan ataupun masalah dengan pembangunan tersebut, karena pihak Kecamatan tidak ada berkata apa-apa kepada kami”, “Dikatan Sekdes. Selasa, 25/10/2022 pada rekan media ini.
Pada saat ditanyakan siapa TPK pengerjaan itu, Sekdes mengatakan “Yang menjadi ketua TPK adalah warga biasa bukan Kadus setempat.kalau TPK kami itu warga setempatlah yaitu Bang Bay namanya yang ditunjuk, dan Kadus 1 Jailani hanya diposisikan sebagai Sekertaris TPK saja pada saat Kades melakukan musyawarah”, Kata Kasi Kesra.
Sementara itu, Herman selaku Kades saat di komfirmasi, dia hanya mengatakan “Pekerjaan itu sudah di cek dan serah terima dengan orang kecamatan termasuk Eko pendamping desa, jadi tidak ada masalah, lagi pula pihak kecamatan sudah turun dan mengecek langsung pekerjaan tersebut.Kalau mau jelas langsung saja berurusan dan tanya dengan Sekdes,karena saya lagi sakit, ini juga mau ke Jambi mau melihat anak”,Terang Kades pada saat dikonfirmasih di Rumahnya oleh tim media ini.
Ditempat terpisah, Sebagai Pendamping Desa Kecamatan, Eko saat di komfirmasi terkait serah terima dan tanggapan bangunan yang diduga asal jadi dan asal perencanaan pembangunan dirinya membantah jika perkataan Sekdes dan Kades yang mengatakan pekerjaan itu sudah dilakukan serah terima dengan Kecamatan bahkan di anggap sudah benar pengerjaannya.
“Memang serah terima itu dari TPK kepada Pemerintah Desa dalam hal ini Kades.
Pihak kecamatan dan kami Pendamping sebagai megetahui saja,salah kalau Sekdes mengatakannya serah terima ke pihak Kecamatan.Kami dari Pendamping Desa atau Kecamatan belum ada mengatakan pekerjaan itu benar atau salah karena itu rananya Kades, dari TPK menyerahkan ke Pemerintah Desa dan kami hanya sebagai pemantau saja”,Terang Eko melalui pesan singkat Whatsappnya. (MD/TIM)
Discussion about this post