AONE.CO.ID,BATANG HARI,- Perkelahian antara santri yang mengakibatnya salah satu santri mengalami luka dibeberapa bagian tubuh dan mendapat 9 jahitan, kejadian tersebut terjadi di Pompes Darul Barokah Pal 5 Muara Tembesi, Kecamatan Muara Tembesi,Kabupaten Batang hari ,Jambi.
Orang Tua korban mengatakan, kejadiannya pada Rabu pagi sekitar Jam 09’00 Wib, beberapa hari lalu, menurut keterangan anak saya (Korban) “F” pada hari sebelumnya mereka melaksanakan gotong royong, namun salah satu santri menyagil (mengolok – olok) korban, dan ahirnya merka bertengkar. selepas itu dikira korban masalah tersebut sudah selesai, selang beberapa lama korban kebelakang mau cuci tangan namun sesampainya di belakang rupanya santri kawan-nya (pelaku) bertengkar tadi sudah menunggu dia di belakang dengan memegang botol yang sudah di pecahkan.
“Disitulah anak korban dipukul sama kawan-nya tadi dan mengenai bagian teliga sebelah kiri dan mereka pun berantam korban pun tidak menyadari bahwa dibagian tubuhnya sudah berdarah, kawan-kawan-nya lah yang mengasih tau kalau dia sudah berdarah,” kata sumber.
“Awalnya pada malam jum’at anak sayo nelpon ,dio ngomong dio main bolah dan terjatuh,kepalaknya kena kaca dan langsung dijait, esok harinya sayo langsung besuk anak kepondok mau melihat anak tadi, pada saat sampai ke pondok pesantren sayo mau ajak anak berobat karena perasaan sayo dia memang jatu kerena main. Tapi sesampainya di pondok sayo tanyo sama kawannya, mana si “F” temannya menjawab dikantor buk, dan pada hari Jum’,at itu memang jadwal orang tua santri berkunjung,”katanya.
Tambahnya” Ada ibuk-ibuk memanggil saya, buk “F” memangnya ibuk dak tau kalau si”F” itu bukan-nyo jatu tapi dio betinju (berkelahi) dio ditikam kawan-nyo dengan botol yang sudah dipecahkan.Mendengar hal terebut langsung lah sayo kekantor, sesampainya dikantor sayo melihat anak ini dengan bapaknya sedang mengadap ustadz.
“Sayo langsung bertanya kepada kepala pimpinan pondok, ini kayak mana ceitonyo kog bisa sampai kayak gini,kepala anak saya kog diperban dibagian telinga sebela kiri.Sayo bertanya kepada korban kenapa ngomong jatuh dan korban malah diam karena didepan ustadz mungkin dio takut mau ngomong jujur, Langsung si ustadz yang menjawab, kalau soal itu memang kami yang tidak boleh ngasih tau, karena kalau hal ini dibilang terus terang nantinya nama baik sekolah akan tercemar itu kata ustadz,”Ucapnya.
Lanjutnya”Seharusnya kalau mau menjago nama baik sekolah bukan kayak gitu yo di pangil orangnyo, dan si ustadz ngomong lah kepada kami, awalnya mereka si”F” dan si”R” salin cagil-cagilan dan sayo pun ngomong, kalau mereka betinju biaso bae itu hal yang wajar namanya juga anak lanang, kalau lah memakai senjato tajam gini yo sayo tidak terimo.Apa lagi si anak di serang dari belakang,itu keterangan dari ustadz.
“Ustadz menjawab kalalu dari pihak kami(pondok) sudah mendamaikan mereka dan sudah mengobati si anak,dan sayo bertanyo mano si “R”anak yang bertinju denga si”F” ustadz menjawab si anak sudah kami pindahkan kekamar lain, memang mereka itu kemarin satu kamar. Kami itu tidak mau ngasih tau ibuk dan kami tidak mau mengembor-gemborkan masalah ini,kami takut nanti kalau wali-wali santri disini ribut yang jelas anak-anak ini sudah kami damaikan tapi kalau ibuk tidak senang ya kami angkat tangan,”Cerita ustat kepada saya.
Hingga berita ini diterbitkan, awak media terus mencoba menghubungi pengurus pondok pesantren melalui pesan WhatsApp pribadinya, akan tetapi belum direspon dan di tanggapi.
Discussion about this post