AONE.CO.ID, JAMBI,- Romi Haryanto, Bupati Tanjab Timur itu tentu tak bisa melupakan langkah beraninya lima tahun silam. Saat itu, sebagai Bupati yang sedang menjabat, Romi memutuskan untuk mencalonkan diri untuk kali kedua, tanpa dukungan partai politik.
Langkah nekatnya tersebut, memang membuatnya terpilih kembali sebagai Bupati melalui jalur independen. Namun, kemenangan tersebut tidak tanpa harga. Partai Amanat Nasional (PAN), yang sebelumnya menaungi Romi, sempat mencopotnya dari posisi Ketua DPD PAN Tanjab Timur.
Meski akhirnya posisinya di PAN kembali dipulihkan, hubungan Romi dengan partai politik tetap tidak berjalan mulus. Romi kini dihadapkan pada kenyataan pahit di mana partai-partai yang dulu diabaikannya, kini meragukan komitmennya. Keputusan Romi yang independen telah meninggalkan luka yang dalam di antara elite-elite politik.
Kini, menjelang Pemilihan Gubernur Jambi 2024, Romi tampak berbeda. Tidak lagi berdiri tegak dengan keyakinan tanpa partai, Romi kini tampak mengemis-ngemis dukungan dari partai-partai politik.
Perubahan sikap ini tidak luput dari pengamatan Dr. Dedek Kusnadi, akademisi dari UIN STS Jambi.
“Romi telah menunjukkan sikap yang tidak konsisten terhadap partai politik, yang membuat partai-partai ragu untuk kembali mendukungnya,” ujar Dr. Dedek.
Langkah Romi menuju Pilgub Jambi 2024 semakin terjal dengan adanya pesaing kuat, Al Haris, petahana yang memiliki hubungan solid dengan partai-partai politik.
Para partai kini lebih memilih mendukung Al Haris yang terbukti konsisten dan kooperatif. Dari kacamata dan pengamatan Dr Dedek, PAN dan partai-partai lain lebih memilih Al Haris karena rekam jejaknya yang positif dalam berkoalisi.
Sejak dicalonkan kembali sebagai Ketua DPD PAN, Romi mencoba merajut kembali jalinan yang terputus. Namun, sejarah tetap menjadi pengingat. Partai-partai yang pernah dikecewakan tetap berhati-hati.
Mereka melihat ke belakang, pada saat Romi memilih berjalan sendiri tanpa sandaran partai. Kecurigaan dan ketidakpercayaan menjadi bayang-bayang yang sulit dihilangkan.
“Partai politik tentu mempertimbangkan rekam jejak dalam memberikan dukungan. Sikap Romi yang sebelumnya mengabaikan peran partai menjadi salah satu alasan kuat partai-partai memilih Al Haris yang lebih konsisten,” tambah Dr. Dedek Kusnadi.
Romi kini berada di persimpangan. Pilgub Jambi 2024 bukan hanya tentang memenangkan suara rakyat, tetapi juga tentang merebut kembali kepercayaan partai-partai yang pernah dia abaikan.
Apakah Romi akan mampu meyakinkan kembali partai-partai politik untuk mengusungnya, ataukah sejarah akan mengulang dirinya sendiri, meninggalkan Romi di tepi panggung politik Jambi? Hanya waktu yang akan menjawab. (Gembel)
Discussion about this post