AONE.CO.ID, OPINI,– Menengok dinamika politik di Kabupaten Batanghari menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang, akan banyak Calon Anggota Legislatif (Caleg) dari Dapil 1 terancam tak all out alias matikan mesin dalam gelanggang Pemilu.
Betapa tidak, Kabupaten Batanghari yang terdiri dari empat Daerah Pemilihan (Dapil) diisi oleh nama-nama beken, incumbent dan keluarga petinggi Parpol di Batanghari yang diyakini memiliki peluang untuk kembali duduk. Empat Dapil tersebut yakni Dapil 1 Kecamatan Muara Bulian – Maro Sebo Ilir, Dapil 2 Kecamatan Bajubang – Pemayung, Dapil 3 Kecamatan Tembesi – Bathin XXIV dan Dapil 4 Kecamatan Mersam – Maro Sebo Ulu.
Untuk Dapil 1 misalnya, kursi yang diperebutkan sebanyak 10 kursi. Setiap pengurus Parpol menempatkan kader terbaiknya untuk bertarung merebutkan kursi tersebut. Hanya saja, jika melihat data Bacaleg yang terdaftar di KPU Batanghari, dalam satu Parpol cukup banyak keluarga ketua Parpol dan anggota DPRD periode 2019 – 2024 yang kembali mencalonkan diri.
Seperti Partai Persatuan Pembangunan (PPP) didominasi oleh keluarga besar ketua DPW PPP Provinsi Jambi yang juga Bupati Batanghari, Mhd Fadhil Arief. Selain itu, Partai Amanat Nasional (PAN) juga diisi oleh keluarga ketua Parpol yang kini dijabat oleh M Hafiz Fattah.
Selain PPP dan PAN, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) juga demikian didominasi oleh keluarga pengurus partai yang diketuai oleh Erpan.
Menurut analisis IWO Kabupaten Batanghari, memang Pemilu 2024 memberikan ruang bagi beragam kalangan untuk berpartisipasi dalam proses demokrasi. Terhadap bursa Caleg yang juga diisi oleh keluarga petinggi partai ini menjadi salah satu cerminan dinamika politik di Batanghari saat ini.
Jadi, jika Parpol diisi oleh keluarga besar dari pimpinan partai, maka dipastikan dukungan dan arahan pimpinan partai mengarah pada Caleg yang berasal dari keluarga. Hal tersebut akan menjadi kekhawatiran bagi Caleg yang bukan dari keluarga pimpinan partai. Bahkan, jika dalam dinamikanya nanti arahan itu nyata, maka para Caleg yang bukan dari basis keluarga ini sungkan untuk all out.
Langkah mematikan mesin tersebut cukup beralasan, sebab dalam kontestasi Pemilu, membutuhkan tenaga, pikiran dan kos yang relatif tinggi untuk menuai simpati dan dukungan masyarakat. Akan tetapi, dibalik itu akan memberi ruang terhadap Caleg dari Parpol lain untuk meraih simpati dan dukungan lebih banyak. Apakah nama-nama Caleg yang berasal dari keluarga pimpinan partai tetap dicalonkan, akan terlihat dari hasil Daftar Calon Tetap (DCT) yang ditetapkan oleh KPU Batanghari beberapa waktu ke depan. (*)
Discussion about this post